News

MARCELLO TAHITOE – HANYUT

500x500
“STATIS merupakan antithesis dalam esensi dasar hidup manusia. Kita bertumbuh, berkembang, dan berevolusi seiring berjalannya waktu, baik tubuh, pikiran, jiwa dan spiritual.

Tidak ada yang kekal selain PERUBAHAN! Tidak ada yang pasti selain ANTISTATIS”, begitu Marcello menuliskan statement pada booklet merchandise untuk album kelimanya ini.

“Antistatis” adalah album yang dikerjakan Marcello bersama 3 teman band yang biasa tampil bersamanya di panggung; Enos Martyn – bass, Arden Wibowo – guitar dan Robby Wahyuda – drum di studio rumahnya di kawasan Kayu Putih.

Proses ini terjadi sebelum rumah tersebut dijual dan Marcello pindah ke kawasan selatan Jakarta. Pengerjaan album ini diakui Marcello berjalan cukup cepat dan sederhana dengan instrument yang tergolong basic dan organic.

Sound tebal ala musik altenatif 90’s begitu terasa membalut lagu – lagu yang bercerita tentang berbagai sisi sosial kehidupan dan keresahan pribadi Marcello. Tidak ada penggunaan synthesizer ataupun efek yang njelimet.

“Sepertinya gue sedang berada pada tahap dimana gue menemukan formula yang nyaman dan pas untuk menulis lagu, simple, raw dan spontan”. Begitu Marcello bercerita tentang proses penggarapan “Antistatis”.

“Sampah Sampah Dunia Maya” dan “Munafik” adalah dua lagu dari album “Antistatis” yang sebelumnya telah dirilis sebagai single. Bersamaan dengan dirilisnya album, lagu “Hanyut” didapuk menjadi single.

“Hanyut” mencampurkan berbagai unsur, ada funk yang dialut diskorsi dengan range vocal yang cukup menantang Marcello saat membawakan lagu ini di panggung.

Secara lirik “Hanyut” bercerita tentang kebebasan dan pilihan untuk hanyut dalam imajinasi dan memancing pendengar untuk menginterpretasikan sendiri tanpa ada batasan. “Hanyut” dilengkapi dengan music video animasi yang akan dirilis pada channel YouTube Marcello Tahitoe dalam waktu dekat.

“In general gue cukup puas dengan album “Antistatis” ini, baik secara produksi dan ouput yang gue dan anak – anak band hasilkan. Album ini semacam monument untuk suatu waktu dalam perjalanan gue.

Dibuat tanpa tendensi apapun, tidak disetir oleh kepentingan apupun, pure atas nama kecintaan gue atas musik rock dan menunjukkan diri gue yang otentik. Tidak sabar untuk membawakan lagu lagu di album ini di atas panggung”, begitu Marcello bercerita.